Subscribe Us

 

Bekam dan Kedokteran

 

Bekam atau hijamah merupakan salah satu warisan pengobatan yang sudah ada di masa Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam dan menjadi salah satu pengobatan yang disarankan oleh beliau sebagai salah satu ikhtiar terhindar dari penyakit, maka bisa dikatakan bekam merupakan   living sunah untuk hidup sehat. Rasulullah Muhammad sudah melakukan bekam sesaat sebelum peristiwa Isra’Mi’raj “ Tidaklah aku melewati satu malaikat pada malam aku di Isra kan, kecuali mereka semua berkata kepadaku, “Lalukanlah hijamah wahai Muhammad.”

Sejarah lain ditemukan bekam sudah di kenal di Mesir kuno dengan ditemukannya  kitab kedokteran  Papyrus Ebers  ditulis 1550 SM yang berisi menuliskan tentang bekam. Peradaban Islam kemudian menjelaskan manfaat bekam, Hadis Riwayat Dailami “ Ali bin Abi Thalib, “ Jibril datang kepada Nabi Muhammad  Shalallahu ‘alaihi wassalam dengan perintah berbekam pada titik al akhdain (urat leher) dan al kahil (Pundak).”

Bekam di Indonesia diatur dalam PMK 61 tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. Bekam dilakukan di Indonesia juga sejak dahulu, menggunakan tanduk kerbau sebagai alat pengekopannya. Negeri Tiongkok juga sebagai  negeri yang mengembangkan bekam sebagai TCM (Traditional Chinese Medicine). Bukti empiris tidak bisa dibantah dengan manfaat yang bisa diambil dari terapi bekam. Tindakan pada bekam membutuhkan sayatan yang sangat halus, untuk mengeluarkan darah kemudian dilakukan pengekopan dengan alat kop bekam. Kebersihan dan sterilnya alat harus dijaga, agar tidak menimbulkan hal yang merugikan orang yang sedang dibekam termasuk bahan habis pakai seperti jarum atau pisau saya dan sarung tangan agar keselamatan dalam tindakan menjadi prinsip dasar dalam tindakan bekam.

Bekam sendiri ada istilah bekam basah maupun bekam kering. Bekam basah menjadi perhatian khusus karena termasuk tindakan invasive, dimana tindakan tersebut mempunyai risiko, karena dilakukan  perlukaan dan sayatan, maka kajian tentang riwayat penyakit  menular yang dapat ditularkan lewat darah harus benar-benar ditanyakan dan diketahui. Jika melihat sejarah kitab kuno kedokteran tadi, sangat mungkin ketrampilan tersebut sudah dilakukan oleh para dokter terdahulu dan sudah masuk dalam kurikulum pembelajaran kedokteran kuno.

Penelitian kedokteran berkembang saat ini membuktikan bekam memberikan banyak manfaat, diantaranya adalah dapat meningkatkan dan memperbaiki daya tahan tubuh atau sistem kekebalan tubuh, dapat meregenerasi sel darah merah dengan lebih baik. Bekam membuang sel darah merah yang tidak dibutuhkan, termasuk disebutkan dalam penelitian dapat menurunkan kadar asam lemak, kolesterol serta dapat mengurangi adanya penebalan dinding pembuluh darah.
 
Bekam juga dapat mengurangi radikal bebas, sehingga dapat memperbaiki antioksidan yang akan membuat sel lebih baik lagi, dan sebagai anti aging, sehingga bekam kemudian menjadi pilihan wanita juga sebagai pilihan aestetika. Rasulullah pernah memberikan ilmu tentang bekam yang diriwayatkan Shuhaib “ Berbekamlah di tengah tengkuk karena hal itu dapat menyembuhkan 72 macam penyakit”

Dokter muslim di tingkat layanan primer maupun Rumah Sakit yang mempunyai visi dan misi Islami sebagai pelayan kesehatan di tingkat sekunder, dapat mengembangkan Tiibbun Nabawi ini sebagai misi dakwah living sunah sebagai pilihan empiris yang sudah tersaintifikasi dengan banyak bukti penelitian evidence based medicine. Beberapa kurikulum kedokteran islam terintegrasi juga sudah memulai mengenalkan Tibbun Nabawi bekam ini sebagai salah satu topik yang disampaikan kepada mahasiswa.

Jalan panjang  bagi para dokter muslim untuk melakukan perjuangan mengenalkan dan melegalkan bekam sebagai tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat agar dapat menurunkan tingkat kesakitan masyarakat. Sehingga  bekam bukan hanya milik kesehatan tradisional, tetapi milik dokter muslim yang sduah belajar anatomi dan fisiologi manusaia serta ilmu kedokteran lainnya.

Dapat diambil kesimpulan, bekam adalah salah satu cara untuk memperbaiki kesehatan. 


dr. Titik Kusumawinakhyu, M.Biomed.

Unit Ilmiah Kedokteran Islam

Sumber : Kedokteran-UMP